Format Baru Festival Albanjari untuk Karakter Pemuda Pemudi yang Islami
Assalamu`alaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Selamat siang sobat. Beberapa waktu yang lalu, tepatnya
tanggal 25 dan 26 Juni 2016 telah diselenggarakan festival sholawat albanjari yang
diadakan oleh Jawa Pos bersama Luwak White Coffee. Ada yang baru dari gelaran
festival albanjari, saya sendiri tidak tahu kapan tepatnya festival ramadhan
jawa pos menyelenggarakan festival dengan format seleksi dan dilanjutkan dengan
putaran Grand Final bagi peserta grup albanjari yang lolos.
Bagi saya ini merupakan hal yang berbeda dari format
lomba kesenian khas pemuda islam Indonesia ini. Albanjari memang kesenian yang
menurut saya pribadi sangat positif untuk dikembangkan. Albanjari sendiri biasa
digunakan untuk pembacaan sholawat dan pujian-pujian kepada Allah SWT. Hal ini
tentu sengat positif dan mendukung gerakan pemerintahan Pak Jokowi saat ini,
yakni `revolusi mental`. Kita tahu bahwasanya mereka yang bergelut dengan
kesenian albanjari ini biasanya dari kalangan santri. Namun, hal ini nampaknya
sudah bergeser, saat ini banyak pemuda pemudi yang tertarik dengan kesenian
ini. Coba sobat perhatikan disekitar sobat.
Oleh karena itu pengembangan mental yang positif dari
pemuda pemudi Indonesia saat ini mungkin bisa dilakukan melalui kesenian
albanjari ini.
Nah, kali ini saya terinspirasi dengan gelaran Festival
Ramadhan Jawa Pos kemarin. Iya, saya membayangkan kalau saja festival albanjari
ini dibuat format kompetisi. M,enurut pandangan saya dengan format kompetisi,
bakat-bakat dari muda mudi dibidang seni musik albanjari akan lebih terasah
lagi, dan harapan kedepannya adalah semakin banyak muda mudi yang meminati
kesenian albanjari. Dan hasil akhirnya, karakter mereka akan lebih positif lagi
karena seringnya mereka berkumpul dengan pemuda pemudi lain yang notabennya
adalah santri pondok atau dari daerah lingkungan pondok.
Mungkin, untuk mewujudkan mimpi ini tidak perlu merubah
terlalu banyak hal. Kita sudah memiliki gelaran yang rutin tiap tahunnya, sebut
saja festival albanjari di UNIPDU, IQMA, Ponpes Nurul Huda, Masjid Agung
Surabaya, Festival Ramadhan Jawa Pos, dan yang lainnya. Ini merupakan modal
bagus karena mungkin kita hanya perlu koordinasi antar panitia masing-masing
festival. Oleh karena itu mungkin juga diperlukan sebuah organisasi yang
mewadahi grup-grup albanjari untuk memudahkan hal itu.
Peserta/grup albanjari yang berpartisipasi pun
memerlukan seleksi berdasarkan parameter tertentu. Dan dari proses seleksi tersebut
bisa diambil 25 atau lebih grup untuk mengikuti kompetisi. Jika sudah
didapatkan 25 grup untuk berkompetisi ditahun tersebut, maka bagi lima grup
yang menempati nilai terbawah bisa dipertimbangkan atau diganti dengan grup
albanjari lain yang diluar kompetisi, tentu dengan seleksi terlebih dahulu atau
berdasarkan banyaknya gelar yang telah diperoleh ditahun yang sama.
Dengang format kompetisi seperti ini, nampaknya albanjari
akan semakin dilirik baik oleh muda mudi atau sponsor. Yang perlu jadi catatan
tentu jangan sampai di ada politisasi ya, wkwkwkwk.
Mungkin itu ya paparan dari mimpi saya. Saya berharap
mimpi ini bisa dipertimbangkan kedepannya untuk perkembangan kesenian albanjari
dan pembentukan karakter pemuda pemudi yang islami. Wassalam!!
Post a Comment for "Format Baru Festival Albanjari untuk Karakter Pemuda Pemudi yang Islami"
Hai ! Bagaimana, seru kan artikelnya? Jangan lupa untuk menanggapi artikel saya ini ya.. :)