Jadikan Saya Teman

Pagi sob !

Alhamdulillah ya, ndak terasa sudah liburan semester aja. Hmm.. bakalan kangen sama teman-teman di kampus nih kayaknya, temen-temen yang super go-kill !! eits, gokil maksud saya, bukan go-kill, go-jek, lebih-lebih go-pek.

Teman itu bagi saya ibarat bensin yang menjadikan motor bisa jalan, tanpa bensin motor cuma bakalan jadi barang yang nggak berguna. Ya, sama seperti saya, nggak kebayang kalo nggak punya teman. Kemana-mana sendirian kayak orang hilang yang keluyuran nggak jelas dijalan-jalan.

Perasaan tersebut sudah saya sadari sejak masih kecil. Makanya yang paling pertama saya cari dan saya usahakan dimanapun berada, adalah nyari teman terlebih dahulu, termasuk ketika awal-awal saya merantau ke pulau garam “Madura” (pulau garam apa pulau minyak ya? Ah sama aja deh).

Setalah bertahun-tahun menjalin tali pertemanan dengan banyak teman tentunya, saya mulai tahu tipe saya dalam mencari teman itu bagaimana. Berdasarkan pengalaman yang sudah dari kecil itu saya termasuk anak yang bisa menyesuaikan diri terhadap berbagai jenis karakter atau latar belakang teman.

Saya suka berteman dengan orang yang baik, yang pinter, dan yang cantik-canttik (wkwkwk). Namun, dilain sisi saya juga bisa menempatkan diri saat berteman dengan orang yang kurang pintar, kurang baik, dan yang biasa-biasa. Bagi saya semua teman pasti membawa dampak bagi kehidupan. Tinggal kitanya saja yang musti membagi porsi masing-masing.

Berteman dengan orang baik dan pinter akan memotivasi kita untuk menjadi seperti yang teman-teman kita miliki, yaitu jadi orang baik dan pinter. Dalam agama pun, mencari teman sangat diperhatikan. Waktu masih di tsanawiyah, dulu ada mata pelajaran yang namanya Ta`limul Muta`alim. Nah dalam salah satu babnya itu ada yang membahas lengkap tentang bagaaimana memilih teman. Kita dianjurkan untuk memilih teman yang alim, baik dari segi ilmu agama maupun ilmu dunia. Jelas donk, kalian juga pasti menginginkan teman yang seperti itu.

Tapi bagaimana dengan orang yang nggak alim? Apakah kita tidak boleh berteman dengan mereka? Emm, bagaimana menurut kalian sob, kalian sendiri bagaimana, apakah mau berteman dengan orang yang miskin ilmunya?

Bagi saya masalah alim atau ndak, bukan menjadi halangan dalam hal pilih teman. Semua berhak untuk menjadi teman kita. Untuk teman yang kurang berilmu pun pasti ada dampak positifnya bagi kita. Ya, pasalnya saya juga masih bodoh lah istilahnya, masih belum punya ilmu yang banyak seperti kalian teman.

Nah dari situlah berteman dengan sesama orang yang kurang banyak ilmunya akan menumbuhkan manfaat yang saya rasa sangat banyak, seperti yang terjadi di asrama. Kebetulan di asrama mahasiswa, dan khususnya yang satu gedung sama saya itu ada 3 anak. Semua punya background yang beda-beda. Ada yang berasal dari lingkungan pondok, ada yang dari lingkungan yang umum (baca: nggak jelas), dan ada yang dari latar belakang yang sangat fanatik dengan yang namanya kesenian. Semua dapat menyatu menjadi satu karena tidak ada yang merasa pinter.

Saya patut bersyukur punya teman yang rendah hati seperti mereka yang mau menerima saya dengan apa adanya. Setiap kali ada tugas kuliah mau bersama-sama diskusi, walaupun saya tahu kalau mereka ngerjain sendiri pun bisa. Tapi mereka memang rendah hati sehingga mau saya ajak diskusi, dan nggak ngeluh karena saya banyak tanya. Hehehe...

Jadi inti dari tulisan saya ini adalah, tolong jangan jauhi tipe teman yang seperti saya, yang nggak ngerti apa-apa, yang terlalu banyak tanya, yang nggak memberikan manfaat, dan yang nggak-nggak lainya. Jangan jauhi teman yang tidak memberikan manfaat bagi Anda. Jika Anda punya teman yang tipenya sama seperti saya, itu adalah kesempatan untuk berbagi ilmu/mengamalkan ilmu yang sudah Anda miliki. Teman yang boleh dijauhi atau bahkan jangan sampai dijadikan teman adalah orang yang ahli maksiat (suka melakukan maksiat). Jangan sampai sob !

Post a Comment for "Jadikan Saya Teman"